PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya
perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan
pada semua jenjang. Perkembangan juga telah menyebabkan perubahan-perubahan
peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk
selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat
digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision
support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem
informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga
dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Berdasarkan
latar belakang, maka penulis akan membahas mengenai sistem pendukung
pengambilan keputusan dan sistem
berbasis pengetahuan.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pengambilan keputusan ?
2.
Apa sistem
pendukung pengambilan keputusan?
3.
Bagaimana sistem berbasis
pengetahuan?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan adalah pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin baik
pemimpin pemerintah, organisasi sosial masyarakat maupun pemimpin perusahaan
kecil dan besar. Sehingga pada akhirnya bagi suatu organisasi sangat perlu
diketahui bagaimana teknik pengambilan keputusan.
Adapun komponen-komponen dari
SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database, yang
mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management System (DBMS).
2. Model Management
Melibatkan model finansial,
statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya,
sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen
software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat berkomunikasi dan
memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan
antarmuka.
4.
Knowledge
Management
Subsistem optional ini dapat
mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak sebagai komponen yang
berdiri sendiri.
Adapun tahap pengambilan keputusan Menurut Simon (1960) ada 4 tahapan yakni:[1]
1.
Intelligence: pengumpulan informasi
untuk mengindetifikasikan permasalahan.
2.
Design: tahap perancangan solusi
dalam bentuk alternative pemecahan masalah.
3.
Choice: tahap memilih dari solusi
dari alternative-alternative yang disediakan.
4.
Implementation: tahap melaksanakan
keputusan dan melaporkan hasilnya.
Dari 4 tahapan ini kita jadi mengetahui bahwa dalam mengambil keputusan
paling tidak ada 4 tahapan yang harus kita lakukan sebelum pengambilan keputusan
dilakukan. Pengambilan keputusan ini sangatlah penting dalam suatu manajemen,
ini dikarenakan manajemen yang baiklah yang mampu bertanggung jawab atas setiap
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi, agar
perusahaan atau organisasi tersebut mampu menjalankan proses dan fungsinya
sesuai dengan tujuan awal perusahaan itu didirikan.
2.2. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System)
Sistem
pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang mendukung
pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam upaya
membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah
yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Sistem
pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur
dan situasi yang tidak
terstruktur di mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen
dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang
terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan untuk
mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif
yang memungkinkan pengambil keputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan
menggunakan model-model yang tersedia.[2]
Dari pengertian sistem pendukung keputusan maka
dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung proses pengambilan
keputusan, menitikberatkan pada management
by perception.
2. Adanya interface manusia / mesin
dimana manusia (user) tetap memegang
control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan
untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak
struktur.
4. Memiliki kapasitas dialog untuk
memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem – subsistem
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan
item.
6. Membutuhkan struktur data
komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan
manajemen
Dalam
sistem pendukung keputusan terdapat tiga jenis keputusan, yaitu :
1.
Keputusan Terstruktur
Keputusan terstruktur adalah keputusan
yangdilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin. Informasi yang
dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, realtime, internal, dan
detail. Prosedur yang dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas.
Keputusan ini terutama dilakukan padamanajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan
pemesanan barang dan keputusan
penagihan piutang; menentukan kelayakan
lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2.
Keputusan Semi terstruktur
Keputusan semi terstruktur adalah keputusan yang
mempunyai sifat yakni sebagian keputusan dapat ditangani oleh komputer dan yang
lain tetap harus dilakukan oleh pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan
fokus, spesifik,
interaktif, internal, real time, dan
terjadwal. Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan,
merancang rencana
pemasaran, dan mengembangkan anggaran departemen.
3.
Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah
keputusan yang penanganannya rumit karena tidak terjadi berulang-ulang atau
tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut pengalaman dan berbagai sumber
yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya terjadi pada manajemen tingkat
atas. Informasi yang dibutuhkan umum, luas, internal,
dan eksternal. Contoh: Pengembangan
teknologi baru, keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan
eksekutif.
A. Implementasi Sistem Pendukung Keputusan (DSS) Di Dunia Kerja
Konsep implementasi DSS di dunia kerja yang kali ini diambil oleh penulis
adalah penerapan Business Intelligence dalam pengumpulan data serta presentasi
data dalam suatu bentuk Dashboard. Bidang industri perusahaan yang dijadikan
contoh adalah maskapai penerbangan atau airline industry.Teknologi aplikasi
yang digunakan adalah system aplikasi berbasis web dan dapat diakses pada suatu
URL tertentu dari PC/laptop/tablet milik pengguna dengan kapasitas minimum,
kapan saja dan dimana saja pengguna berada.
Metodologi, proses serta perangkat pelaporan Business Intelligence atau
BI adalah komponen kunci yang memberikan analisa data, pelaporan dan monitoring
yang kaya kepada pengguna sistem.Secara garis besar, proses yang terjadi kurang
lebih adalah seperti digambarkan dalam diagram dibawah ini, dimana;
Sistem akan
mengumpulkan semua data baik data master dan juga data transaksi dari setiap
aplikasi yang digunakan semua departemen dalam perusahaan, untuk kemudian
dilakukan analisis What-if tergantung dari laporan apa yang diinginkan oleh
pihak manajemen.
Hasil analisis tersebut akan menentukan keputusan apa yang harus diambil
oleh manajemen.Terlihat dibawah, berbagai departemen yang mengaksesnya antara
lain Personalia (Human Resource
Developmen/HRD), Keuangan (Accounting), Produksi/Operasional,
Pemasaran/Marketing, Distribusi/Pengiriman, serta divisi lain, yang semuanya
berada dibawah manajemen perusahaan.
Alur
DSS untuk Sistem Informasi Akuntansi
Struktur Alur Data Dalam Aplikasi Business
Intelligence
B. Manfaat Penggunaan Aplikasi Terapan
DSS/Decision Support System dalam Bentuk Business Intelligence Dashboard;
1. Mempermudah dilakukannya analisa terhadap data master dan juga
data transaksi perusahaan untuk kemudian menghasilkan berbagai laporan yang
akan mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan.
2. Memberikan tampilan yang lebih enak dilihat dan lebih
professional yang disesuaikan dengan kultur serta bidang bisnis perusahaan yang
menggunakan aplikasi ini.
3. Memberikan informasi terkini terhadap pergerakan angka-angka
dalam perusahaan, atau bahkan bersifat real-time. Contohnya dalam hal ini;
adalah pergerakan angka penjualan tiket pesawat setiap harinya, atau pergerakan
angka kedatangan dan keberangkatan pesawat dari seluruh bandara di Indonesia
(hasil kegiatan operasional perusahaan).
2.3. Sistem Berbasis Pengetahuan
Sistem
Berbasis Pengetahuan atau Sistem Pakar adalah program pemberi advis/nasehat
yang terkomputerisasi yang ditujukan untuk meniru proses reasoning
(pertimbangan) dan pengetahuan dari pakar dalam menyelesaikan permasalahan
masalah yang lebih spesifik (Irfan Subakti, 2006).
Sistem
Pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk sesuatu kepakaran tertentu
yang mendekati kemampuan manusia disalah satu bidang. Sistem Pakar mencoba
mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain
itu Sistem Pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil
dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya.[3]
A.
Komponen-Komponen Yang Terdapat
Dalam Struktur Sistem Pakar
1.
User interface (Antarmuka)
Merupakan
mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi.
Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang
dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima dari sistem dan
menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.
2.
Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan
penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas 2 elemen dasar,
yaitu :
-
Fakta. Informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu.
-
Aturan. Informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta
yang telah diketahui.
3.
Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian
dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer.
Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk
selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari
pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman
pemakai.
Metode akuisisi pengetahuan :
a.
Wawancara.
Metode yang
paling banyak digunakan, yang melibatkan pembicaraan dengan pakar secara
langsung dalam suatu wawancara.
b.
Analisis protocol.
Dalam metode
ini pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses
pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam,
dituliskan, dan dianalisis.
c.
Observasi pada pekerjaan pakar.
Pekerjaan
dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.
d.
Induksi aturan dari contoh.
Induksi
adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan
diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui. Setelah
diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan
yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya aturan dapat digunakan untuk
menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.
4.
Interface Engine (Motor Inferensi/Motor)
Elemen ini mengandung mekanisme
pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu
masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi
untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam
workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan.
5.
Workpkace / Blackboard
Workplace merupakan area dari
sekumpulan memori kerja (working memory), digunakan untuk merekam kejadian yang
sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 keputusan yang dapat
direkam :
·
Rencana : Bagaimana menghadapi masalah.
·
Agenda : aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.
·
Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.
6.
Explanation Facility (Fasilitas Penjelasan)
Elemen tambahan yang akan
meningkatkan kemampuan sistem pakar. Digunakan untuk melacak respon dan
memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui
pertanyaan :
a.
Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar ?
b.
Bagaimana konklusi dicapai ?
c.
Mengapa ada alternative yang dibatalkan ?
d.
Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi ?
7.
Perbaikan Pengetahuan
Pakar memiliki kemampuan untuk
menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan untuk belajar dari
kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran
terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan
dan kegagalan yang dialaminya dan juga mengevaluasi apakah pengetahuan-pengetahuan
yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.[4]
Ada beberapa contoh Sistem Pakar
yang pernah dibuat:
1.
MYCIN
Memberikan diagnosa dan solusi pengobatan penyakit.
Memberikan diagnosa dan solusi pengobatan penyakit.
3.
FOLIO
Membantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi.
Membantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
pendekatan sistematis terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data
menjadi informasi serta ditambah dengan faktor – faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Sistem
pendukung keputusan adalah sistem interaktif berbantuan komputer yang mendukung
pemakai dalam kemudahan akses terhadap data dan model keputusan dalam upaya
membantu proses pengambilan keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah
yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Sistem
Berbasis Pengetahuan atau Sistem Pakar adalah program pemberi advis/nasehat
yang terkomputerisasi yang ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan)
dan pengetahuan dari pakar dalam menyelesaikan permasalahan masalah yang lebih
spesifik
DAFTAR
PUSTAKA
M. Fakhri Husein dan Amin Wibowo. 2000. Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: YKPN
Danang Sunyoto. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:
CAPS